Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) sedang mengupayakan Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan ini
menjadi salah satu cara mengembangkan strategi dan diplomasi demi
menumbukna budi pekerti siswa.
Kepala Badan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Mahsun menyatakan, Gerakan
Literasi Sekolah merupakan penerapan dari Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Permendikbud) NOmor 23 Tahun 2015 tentang Pendidikan
Budi Pekerti.
“Karena terdapat kegiatan membaca buku 15 menit
sebelum belajar, maka gerakan literasi ini perlu dilakukan,” ujar Mahsun
saat Seminar dan Lokakarya Kebahasaan Adat dengan tema “70 Tahun Negara
Berbahasa Indonesia: Merajut Kebhinekaan Bangsa Menuju Bahasa MEA”, di
Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (18/8).
Menurut Mahsun,
gerakan ini perlu digaungkan karena fungsi bahasa yang paling dasar
selalu terlupakan. Dalam hal ini, yakni untuk membentuk akal budi
penuturnya acapkali terlupakan.
Mahsun menjelaskan, gerakan itu
akan diterapkan dengan cara membagikan buku paket bacaan berupa dongeng.
Hal ini dilakukan karena bacaan tersebut tidak hanya menghibur tapi
mendidik juga.
Untuk sementara, kata dia, 20 sekolah di DKI
Jakarta akan menerima buku-buku itu. Ia mengungkapkan, 120 buku dengan
12 judul akan diberikan kepada sejumlah sekolah itu. Menurutnya,
sekolah-sekolah itu menjadi bahan awal kegiatan gerakan literasi ini.
“Selain
di Jakarta, akan dilakukan rintisan atau percontohan di daerah yakni
Sumatera Utara, Riau, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur,”
katanya.
Pada hakikatnya, Mahsun menjelaskan, kegiatan literasi
ini tidak hanya membaca. Menurutnya, gerakan ini termasuk dengan
kegiatan menulis. Hal ini perlu diterapkan karena tujuan gerakan
literasi ini sebenarnya tidak hanya ingin meningkatkan kemampuan membaca
tapi menulis juga.
Oleh karena itu, Mahsun menerangkan pihaknya
akan memberikan dukungan juga terhadap peningkatan kompetensi guru.
Terutama, lanjut dia, pada guru bahasa Indonesia dalam mendampingi
siswa-siswanya dalam melakukan kegiatan literasi.
Dalam hal ini,
tambah dia, para guru akan diajari tentang keterampilan atau kiat untuk
mengubah, meringkas, memodifikasi, dan menceritakan kembali buku
bacaan.
Sumber: REPUBLIKA.CO.ID
0 Komentar