Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad Ibnu Muhammad Ibn Abdullah
Ibn Idris Ash Sharif. Ia dilahirkan di Ceuta, Spanyol tahun 493 H/1100 M
dan wafat pada tahun 560 H/1165 M. Ia dikenal dengan nama Asy Syarif Al
Idris karena silsilah keturunannya yang agung. Al Idrisi adalah seorang
dosen ilmu geografi bagi orang-orang Eropa dan masih senantiasa
dianggap sebagai seorang guru besar di Eropa selama tiga abad berkat
peta dunia pertama yang telah dibuatnya. Al Idrisi dikenal masyarakat
Barat sebagai seorang ahli geografi yang telah membuat bola dunia atau
globe awal. Beberapa sarjana bahkan menyanjungnya sebagai ahli geografi
terbesar di abad pertengahan.
Seperti ahli-ahli geografi lainnya,
ia juga gemar bepergian ke tempat-tempat yang jauh termasuk ke Asia dan
Afrika, untuk mengupukan data-data geografi. Mayoritas ahli geografi
muslim di masa al Idrisi telah mampu mengukur permukaan ukuran bumi
dengan akurat. Ketika itu, beberapa peta dunia juga telah dibuat, namun
tak sesempurna karya Idrisi. Dari data-data yang telah dikumpulkannya,
Al Idrisi kemudian mengkombinasikan sendiri temuan-temuannya menjadi
sebuah pengetahuan yang baru. Karyanya banyak yang menyajikan data-data
komprehensif dari setiap wilayah di dunia sehingga saat itu Al Idrisi
menjadi sangat dikenal dan mulai dilirik oleh kalangan navigator laut
dan kalangan militer dari Eropa.
Kemasyhuran Idrisi dan
kompetensinya di bidang geografi akhirnya sampai juga ke telinga Raja
Roger II dari Sicilia (1129-1140 M). Roger II kemudian mengundang dan
memfasilitasi Idris untuk membuat peta dunia paling baru saat itu. Idris
menyanggupi, namun ia mengajukan syarat bahwa dalam peta itu ia ingin
memasukkan data wilayah Sicilia yang pernah berada di bawah kekuasaan
kaum muslimin sebelum Raja Roger berkuasa. Peta pesanan sang Raja pun
diwujudkan oleh Al Idrisi dalam bentuk bola dunia (globe) dari perak
seberat 400 ons yang secara cermat memuat danau dan sungai, kota-kota
besar, daratan, serta pegunungan. Idrisi membedakan pula antara tanah
yang subur (pertanian) dan tanah yang gersang. Ia juga memasukkan
beberapa informasi tentang jarak, panjang, dan ketinggian secara tepat.
Bola
dunianya itu dilengkapi dengan penulisan sebuah kitab berjudul Kitab Al
Rujari (Roger's Book) sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Roger.
Buku ini digambarkan sebagai bentuk deskripsi paling teliti dan cermat
tentang peta dunia pada abad pertengahan. Selain itu, buku tersebut juga
menjelaskan keberadaan sebua pulau yang terletak sangat jauh dan
terpencil seperti iceland (mungkin Islandia) di mana perjalanan untuk
mencapai tempat itu sangat sulit karena dipenuhi dengan kabut. Ia juga
menggambarkan tentang Laut Gelap atau yang kemudian disebut dengan Laut
Atlantik. Al Idrisi berpendapat "penduduk asli yang mendiami laut itu
dikenal dengan nama penduduk Inggris. Nama itu adalah sebutan untuk
sebuah pulau besar di wilayah itu, yang di dalamnya juga terdapat
kota-kota besar.
Demikianlah, ia berhasil menunjukkan prestasinya
dengan membuat peta dunia yang didasarkan pada kaidah ilmu geografi.
Peta dunia yang dibuat al Idrisi mirip dengan peta dunia yang ada
sekarang. Al-Idrisi memberikan pemahaman yang akurat mengenai gambaran
dunia kepada masyarakat, khususnya pada bangsa Eropa. Mereka menggunakan
peta ini untuk melakukan penjajahan ke berbagai negara pada masa itu.
Al Idrisi juga terkenal dengan kejeniusannya dalam mengukur garis bujur
dan garis lintang dari beberapa negara. Untuk menghitung garis bujur dan
garis lintang, Al Idrisi menggunakan papan gambar yang disebut Lauhul Tarsim, semacam peta dunia model awal.
Buku Al Idrisi lainnya yang berjudul 'Nuzhat al Mushtaq fi Ikhtiraq al Afat'
(Kesenangan untuk Orang-orang yang Ingin Mengadakan Perjalanan Menembus
Berbagai Iklim) menjadi sebuah ensiklopedia yang berisi peta yang
digambar secara mendetail dan informasi lengkap dari negara-negara
Eropa. Ringkasan buku ini dalam bahasa Arab diterbitkan di Roma pada
tahun 1592 M sebelum kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.
Terjemahan ini kemudian diterbitkan kembali di Roma pada tahun 1619 M
dengan judul yang telah direvisi menjadi 'Geographia Nubiensis'.
Setelah menyelesaikan buku itu, Idris membuat kembali sebuah komplikasi ensiklopedia yang lebih komprehensif berjudul 'Rawd Unnas wa Nuzhat al Nafs' (kenikmatan Lelaki dan Kesenangan Jiwa). Buku lainnya yaitu 'Shifatul Arab' (Karakter Bangsa Arab), dan 'Kharithanul 'Alamil ma'mur minal Ard'
(Peta Dunia) yang memasukkan wilayah Asia, Afrika, dan Eropa tempo
dulu. Dalam buku ini, Al Idrisi menyebutkan adanya tujuh benua. Beberapa
karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, di antaranya ke
dalam bahasa Spanyol (1793), Jerman (1828), Prancis (1840), dan bahasa
Italia (1885).
www.detik.com : Sumber: buku '99 Ilmuwan Muslim Perintis Sains Modern'

0 Komentar