
Dari Abu Qatadah disebutkan, “Rasulullah shalat bersama kami sambil menggendong Umamah binti Zainab. Jika ia sujud, diletakkannya Umamah. Dan bila berdiri, digendongnya.” Ada pula hadits dari An Nasai yang berasal dari Abu Barrah bahwa Rasulullah SAW shalat bersama sahabatnya, lalu beliau sujud. Ketika itu datanglah Hasan yang tertarik melihat Rasulullah SAW sedang sujud, lalu naiklah Hasan ke punggung Rsulullah SAW yang mulia saat beliau sedang sujud. Rasul memanjangkan sujudnya agar tidak menyakiti Hasan. Usai shalat, ia meminta maaf kepada jamaah shalat dan mengatakan, “anakku tadi naik ke punggungku lalu aku khawatir bila aku bangun dan menyakitinya. Maka aku menunggu sampai ia turun.”
Tak ada peniadaan peran besar yang dilakukan seorang ibu dalam mendidik anaknya. Ibu mempunyai pengaruh penting pada kepribadian anak sehingga mereka bisa merasakan kenyamanan, keteduhan, dan kepercayaan diri yang kuat untuk menjalani ibunya. Tetapi jangan lupakan pula peran ayah. Ayah tidak hanya berperan bekerja dan memberikan kebutuhan materi tetapi tak terlibat dalam pendidikan anak. Bahkan dialog dalam Al-Qur’an tentang pendidikan anak, semuanya diwakili para ayah. Lihat saja kisah Ali Imron, Nabi Zakaria, Luqman, Nabi Ibrahim. Mereka menunjukkan bahwa ayah adalah pemegang peran sentral dalam mendidik anak-anaknya.
Perlu dipahami bahwa anakpun tumbuh-kembang secara bertahap. Beberapa materi yang penting sejak dini ditanamkan adalah pendidikan keimanan, pendidikan untuk membiasakan beribadah, pendidikan akhlaq, pendidikan emosi, dan sebagainya (Coba miliki dan kaji bersama istri buku inspiratif yang ditulis oleh Abdullah Nashih ’Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam).
Nah Selamat berusaha bapak ibu saudara semuanya…semoga Allah SWT memberi kita kesabaran dalam mendidik anak, hati lapang dan kemudahan..! Amin.
Wallahu a’lam bisshawab.
0 Komentar